Saturday, October 14, 2017

Hakikat Kehidupan Yang Sebenarnya

Allah menciptakan langit, bumi, dan semua mahkluk hidup maupun benda mati yang ada        didalamnya, dengan sebuah maksud yang jelas. Penciptaan mahkluk sama sekali bukanlah sebuah permainan, kesia-siaan, dan kebetulan belaka. Semua mahkluk diciptakan oleh Allah untuk sebuah tujuan yang benar dan hikmah yang agung.


Allah berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian main-main belaka (tanpa ada maksud) dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami ?” (Al-Mukminun [23]: 115)


أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنفُسِهِمْ مَا خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ
مُّسَمًّى وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَاء رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ

“Dan mengapa mereka tidak memikirkan kejadian diri mereka sendiri ? Allah tidak menciptakan langit, bumi, dan segala yang ada di antara keduanya kecuali dengan (tujuan) yang benar dan dalam batas waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya banyak diantara manusia yang mengingkari perjumpaan dengan Rabbnya.” (Ar-Ruum [30]: 8)


وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.”  (Al-Jatsiyah [45]: 22)


                Ayat-ayat Al-Qur’an ini menjelaskan bahwa penciptaan langit, bumi, manusia, jin, dan seluruh mahkluk lainnya mengandung sebuah tujuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Ayat-ayat diatas menegaskan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sebuah terminal sementara. Setelah kehidupan dunia ini masih ada lagi kehidupan yang lain. Itulah kehidupan akhirat, tempat dimana setiap jiwa akan kembali kepada Allah untuk menerima balasan abadi atas seluruh amal perbuatannya semasa hidup di dunia.
                Tujuan dari penciptaan langit, bumi, manusia, jin, dan seluruh mahkluk lainnya adalah untuk menguji ketaatan manusia dan jin kepada Allah. Barangsiapa menaati Allah, niscaya akan mendapat balasan kenikmatan di akhirat. Baransiapa mendurhakai Allah, niscaya akan mendapatkan balasan siksa di akhirat. Allah menciptakan jin dan manusia semata-mata agar mereka menegakkan tauhid; beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan segala bentuk ibadah kepada selain-Nya.


Allah berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Kami menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat [51] : 56)


وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah semata, dengan memurnikan ketaatan dan ketundukan kepada-Nya (karena) menjalankan agama yang lurus.” (Al-Bayyinah [98] : 5)


اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah sesembahan Yang Maha Esa, tiada dzat yang disembah dengan kebenaran selain-Nya. Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah [9] : 31)


                Kehidupan di dunia hanyalah lading untuk beramal dan beribadah kepada Allah, demi meraih panen yang baik di akhirat kelak. Dunia adalah tempat beramal dan berkarya, dan akhirat adalah tempat hidup yang sebenarnya, karena di sanalah semua usaha manusia dan jin akan mendapatkan balasan yang setimpal.
                Dengan demikian, kehidupan dunia sejatinya adalah medan ujian. Ujian untuk menentukan siapa yang taat kepada Allah dan siapa yang durhaka kepada-Nya. Ujian untuk menentukan siapa yang bersyukur kepada Allah dan siapa yang kufur kepada nikmat-Nya. Ujian untuk mengukur siapa yang lebih baik amal dan takwanya.


Allah berfirman,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُور

“Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapakah di antara kalian yang paling baik amal perbuatannya.” (Al-Mulk [67] : 2)


إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk menguji mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya.” (Al-Kahfi [18] : 7)


وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الأَرْضِ أُمَمًا مِّنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَلِكَ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Dan Kami menguji mereka dengan nikmat-nikmat yang baik dan bencana-bencana yang buruk, agar mereka kembali kepada kebenaran.” (Al-A’raf [7] : 168)


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai fitnah (cobaan yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya [21] : 35)


                Menafsirkan ayat diatas, Imam Ibnu Katsir berkata, “Maksudnya adalah Kami menguji kalian, terkadang dengan berbagai musibah dan terkadang dengan berbagai kenikmatan. Kami akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang putus asa.” Ibnu Abbas berkata, “Kami akan menguji kalian dengan kesusahan dan kelapangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” [Tafsir Ibnu Katsir, 5/342]


                Tatkala Nabi Sulaiman melihat singgasana ratu Saba’ dibawa ke hadapannya dalam waktu yang singkat, tak melebihi waktu yang dibutuhkan untuk mengedipkan mata, beliau mengatakan:


قَالَ الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

“Ini adalah karuni dari Allah untuk mengujiku apakah aku akan bersyukut atau mengkufuri nikmat-Nya. Barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang kufur, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (An-Naml [27] : 40)

********


Hakikat Kehidupan Yang Sebenarnya